PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

TEMPAT BELAJAR ILMU KOMUNIKASI

Komunikasi dimulai sejak adanya ide dalam diri manusia sebagai manusia sosial. Manusia sosial artinya tingkat individualnya yang sangat rendah dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Manusia yang hidup seniri di hutan lebih sulit hidupnya jika dibandingkan dengan manusia yang hidup dalam suatu komunitas.

Lihat pos aslinya 181 kata lagi

DAFTAR JUDUL TUGAS PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

TEMPAT BELAJAR ILMU KOMUNIKASI

Daftar Tugas  Makalah Standard Penulisan Paper :

  1. Bagaimana Komunikasi dimulai dan Menjadi Displin Ilmu
  2. Komunikasi Menurut Teori Laswell’s Model (Lasswell’s model of communication)
  3. Teori Tentang pesan dan makna menurut beberapa teori (minimal 5 teori)
  4. Klasifikasi dan Konsep Dasar Komunikasi
  5. TRADISI SOSIO-PSIKOLOGI (Komunikasi sebagai pengaruh antar pribadi)
  6. TRADISI SIBERNETIKA (Komunikasi untuk memproses informasi)
  7. TRADISI RETORIKA (Komunikasi sebagai seni berbicara didepan umum)
  8. TRADISI SEMIOTIKA (Komunikasi sebagai proses berbagi makna melalui tanda)
  9. TRADISI SOSIO-KULTURAL (Komunikasi adalah ciptaan realitas sosial)
  10. TRADISI KRITIS (Komunikasi sebagai cerminan tantangan atas percakapan yang tidak adil)
  11. TRADISI FENOMENOLOGI (Komunikasi sebagai pengalaman diri dengan orang lain melalui percakapan)
  12. Teori Komunikasi Kelompok dan Antar Budaya
  13. Game dikalangan generasi baru dan kurangnya komunikasi tatap muka
  14. ILMU KOMUNIKASI DIKAITKAN DENGAN FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI
  15. Globalisasi dan Masyarakat Informasi
  16. Teori Media Baru dan Media Sosial
  17. Perspektif Gender dan Budaya Pop
  18. Pembauran Budaya dan Peran Bahasa
  19. Profil Perusahaan Media Televisi Indonesia
  20. Globalisasi dan Berkuasanya Perempuan
  21. Tantangan Budaya terhadap Teknologi Telekomunikasi
  22. Memahami…

Lihat pos aslinya 25 kata lagi

Teori Komunikasi Simbolik

Komunikasi memilki pengertian yakni proses penyampaian maksud atau pesan dari sang komunikator kepada komunikan baik dalam bentuk satu arah atau dua arah,dengan menggunakan media (alat bantu) maupun tidak, dengan tujuan terwujudnya

Mutual understanding, perubahan pemikiran dan perilaku. Komunikasi memiliki dua jenis dalam bentuk penyampaiannya, yakni verbal dan non verbal. Verbal itu mencakup lisan dan tulisan, sedangkannon verbal mencakup mimik wajah, bahas tubuh ataupun simbol.

Dalam terminology George Herbert Mead, setiap isyarat non verbal dan pesan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Sesuai dengan pemikiran-pemikiran Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah :

  1. Mind (pikiran) – kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
  2. Self (diri pribadi) – kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaiansudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salahsatu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya.
  3. Society (masyarakat) – hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya

Charron (1979) menyebutkan pentingnya pemahaman terhadap simbol-simbol ketika seseorang menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang – orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik (benda-benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai), serta tindakan (yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi denganorang lain

Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:

1.Pentingnya makna bagi perilaku manusia.

Tema ini berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi secarainterpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama dimana asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut : Manusia, bertindak, terhadap, manusia, lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lainkepada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, Makna dimodifikasimelalui proses interpretif .

2.Pentingnya konsep mengenai diri (self concept).

Tema ini berfokus pada pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya dengan cara antara lain : Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui nteraksi dengan orang lain, Konsep dirimembentuk motif yang penting untuk perilaku Mead sering kali menyatakan hal ini

sebagai : ”The particular kind of role thinking – imagining how we look to another person ”or”ability to see ourselves in the reflection of another glass”.

  1. Hubungan antara individu dengan masyarakat.

Tema ini berfokus pada dengan hubungan antara kebebasan individu dan masyarakat,dimana norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokusdari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi – asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah: Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.

Interaksi Simbolik dalam organisasi Masyarakat

  1. Posisi pemakaian anting di telinga kanan pada pria, menandakan bahwa dia adalah gay

2.Dua gambar gender wanita yang berdampingan seperti di atas dipahami sebagai simbol lesbian oleh kaum lesbian.

3.Contoh penulisan huruf dengan gaya besar-kecil dan ditambahkan symbol-simbol,didefinisikan oleh masyarakat Jakarta sebagai tulisan orang “Alay”. Terminologi alay tersebut yakni kategori manusia yang termasuk dalam strata bawah dan bisa disebut juga “kampungan” atau “norak”.

4.Mengacungkan dua jari yakni telunjuk dan jari tengah. Diyakini masyarakat secarauniversal sebagai simbol perdamaian.

5.Gambar di samping menjelaskan bahwa lelaki berpeci dikenal oleh masyarakat Indonesiasebagai lelaki muslim.

6. Salib dijadikan sebagai simbol agama Nasrani dan pemahaman simbol ini diyakini oleh mayarakat secara universal.

7.Warna pink atau merah muda menjadi simbol wanita dalam menginterpretasikan kelembutan dan kefemininan mereka. Hal ini diyakini oleh wanita dan pria di seluruh dunia.

8.Biru menjadi simbol dari warna lelaki atau maskulinitas dari seorang pria.

ETIKA KOMUNIKASI (1)

TEMPAT BELAJAR ILMU KOMUNIKASI

Mustika Ranto Gulo, ST, M.IKom, membagi Etika Komunikasi, 5 bagian besar berdasarkan Norma dalam model relasi (Relation Model) yakni :

  1. Etika Berbahasa dalam norma tutur kata (Verbal Ethic)
  2. Etika Perilaku dalam norma perilaku (Attitude Ethic)
  3. Etika  Berpikir dalam menganalisa masalah, norma-norma filosofi dan logos (Moral  Ethic)
  4. Etika teologis Agama (Rohani) menyangkut iman (Religion Ethic)
  5. Etika taat hukum dan peraturan yang berlaku (Tertulis) dan mengandung konsekwensi.

Ada dua kategori Etika :

  1. Etika Deskriptif, adalah nilai tertinggi berdasarkan apa kata orang pada umumnya bahwa sesuatu itu baik, maka nilainya tentu baik, sekalipun ada sisi keraguan dalam perilaku itu. Contoh, etika pernikahan yang sudah disepakati dalam masyarakat bahwa pernikahan yang sah harus atas pengetahuan Kantor Urusan Agama. Konon, pernikahan itu juga syah sekalipun tanpa surat nikah dengan alasan Nikah Sirih. Masyarakat kita mengakui pernikahan sirih itu demi memuluskan upaya pelurusan etika. Etika Deskriptif, adalah merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku berdasarkan pada ketentuan atau…

Lihat pos aslinya 265 kata lagi